ATLANTIS yang hilang ditemukan di INDONESIA!

Atlantis, atalantis, atau atlantika ( bahasa Yunani), adalah pulau legendaris yang pertama kali disebut Plato dalam buku Timaeus dan Critias.
Dalam catatannya, Plato menulis bahwa Atlantis terhampar “di seberang pilar pilar Herkules”. Setelah gagal menyerang Yunani, Atlantis twnggelam ke dalam samudera “hanya dalam waktu satu hari satu malam”
Dan ternyata pulau Atlantis yang dinyatakan hilang itu ialah tanah air kita yaitu Indonesia, dalam sumber yang telah saya baca, pulau ini berawal dari buku plato Timaeus dan critias. Atlantis pada umumnya dinaggap hanya sebagai mitos yang dibuat oleh Plato Untuk mengilustrasikan teori politiknya. Namun kisah Atlantis ini banyak yang hanya menggap ini sebagai mitos dan juga lelucuan bagi masyarakat selama era klasik dahulu.
Untuk memahami dan mencari lokasi Atlantis yang sebenarnya kita harus mencermati ciri-ciri kondisi alam nya yang diuraikan dengan cukup rinci dalam Dialog Timaeus dan Critias.  Saya membantu merangkumnya (www.atlantis-indonesia.org), sebagai berikut:
1.      Negeri Atlantis berada di sebuah pulau/daratan di seberang Samudra Atlantic dari Eropa Barat.  Pulau tersebut terletak di muka selat-selat yang disebut sebagai “Pillar Heracles”. Luas pulau ini lebih besar dari Libya dan Asia pada waktu itu.  Wilayah di dalam atau diantara selat-selat Heracles itu hanya ada laut dangkal dan pelabuhan dengan akses kanal yang sempit, tapi yang diluar selat adalah benar-benar lautan luas yang diujungnya dibatasi oleh benua tak bertepi.
2.      Bahwa pulau/daratan  yang dimaksud di-poin 1 sebenarnya merupakan semenanjung besar/panjang  yang menjorok  ke arah lautan dari bagian pinggiran sebuahbenua.  Semenanjung besar ini dikelilingi oleh lautan dalam.
3.      Di tengah-tengah Pulau Atlantis ada wilayah dataran luas yang terindah di dunia dan tidak ada yang mengalahkan kesuburannya.  Morfologi dataranitu sangat rata, berbentuk persegi panjang dengan ukuran: panjang 555 km dan lebar 370 km.  Tanah datar ini dikelilingi oleh wilayah pegunungan dengan gunung-gunung/bukit-bukit  yang yang berbagai ukuran dan terkenal sangat indah.  Dari wilayah pegunungan ini mengalir banyak sungai-sungai ke arah dataran, kemudian sungai tersebut mengalir meliuk-liuk di wilayah dataran (aluvial).  Semua aliran sungai ini bersatu dan masuk ke wilayah kota metropolis Atlantis yang dibangun di atas wilayah dataran ini, dan kemudian induk sungai itu mengalir ke laut.
4.      Tanah Negeri Atlantis sangat subur, terbaik di dunia,  yang menghasilkan buah-buahan sangat berlimpah dan banyak sekali macamnya ;  termasuk jenis buah yang kulit luarnya keras yang bisa diminum airnya, dimakan dagingnya, dan juga dimanfaatkan minyaknya, alias KELAPA.  Tanah pertaniannya selalu mendapat kecukupan air dengan memanfaatkan air hujan ketika musim hujan dan kanal-kanal irigasi air dari banyak aliran sungai ketika musim kemarau.  Hasilnya dipanen dua kali dalam setahun.
5.      Selain pertanian banyak tumbuh  pohon-pohon besar-tinggi yang menambah keindahan alam, disamping juga menghasilkan berbagai macam kayu untuk bahan mebel dan bangunan.
6.      Tanah Atlantis adalah sumber dari segala wewangian yang berasal dari akar-akaran, tanaman herbal dan berbagai macam kayu, atau konsentrat  minyak wangi yang didestilasi dari buah-buahan dan bunga-bungaan.
7.      Fauna di Negeri Atlantis luar biasa banyak populasi dan ragamnya. Terdapat populasi gajah yang sangat banyak, dan berbagai jenis binatang yang menghuni wilayah danau-danau, rawa-rawa, sungai-sungai, dan juga yang hidup di wilayah pegunungan dan dataran, baik yang liar ataupun yang dipelihara. Diantara binatang buas ada yang terkenal paling besar dan terganas  sedunia.  Di perairannya terdapat banyak ikan lumba-lumba yang diilustrasikan sangat akrab dengan penduduk Atlantis. Kuda-kuda pun sangat  banyak.  Di wilayah dataran dibangun arena pacuan kuda yang sangat besar, di sepanjang Pulau (ratusan kilometer) dengan lebar arena pacu  ~200 meter.
8.      Tanah Atlantis juga sangat kaya dengan sumber daya mineral dan logam.  Ada banyak macam batu-batuan beraneka warna yang dipakai untuk membangun berbagai bangunan, istana-istana, dan kuil-kuil (candi-candi).  Tanah Atlantis juga penghasil banyak sekali emas, perak, tembaga, dan “orichalcum” (logam mulia sejenis campuran emas-tembaga yang bercahaya merah).  Semua bahan logam ini sudah ditambang dan digunakan untuk berbagai keperluan termasuk untuk membuat hiasan dan patung-patung, juga untuk melapisi dinding dan lantai bangunan.
9.      Selain itu di Negeri Atlantis banyak terdapat sumber-sumber mata air panas dan dingin yang dibuat menjadi pancuran di dalam gedung-gedung untuk tempat bersantai dan mandi-mandi yang dilengkapi dengan berbagai tanaman disekitarnya.
Ringkasnya, uraian di atas di atas jelas ciri-ciri alam daratan Atlantis menunjukkan ciri-ciri alam tropis yang sangat subur dan mempunyai kekayaan sumber daya alam luarbiasa, termasuk keragaman flora-fauna, pertanian, hasil hutan, dan pertambangan logam.   Daratan tersebut bukan pulau terpisah tapi anjungan besar dari sebuah benua, dimana di tengahnya terdapat dataran rendah yang luas dan landai dikelilingi oleh jalur pegunungan dengan gunung-gunung api aktif.
Kemudian diceritakan bahwa pada masa kejayaan,  penduduk negeri Atlantis sangat patuh pada aturan, taat beribadat, sangat menjunjung tinggi budi pekerti yang luhur, dan tidak kemaruk oleh keduniawian walaupun berlimpah harta dan emas-permata. 
Peristiwa ini dimulai dengan  hujan yang sangat lebat mengguyur Negeri Atlantis selama satu malam. Setelah itu datanglah bencana gempabumi yang sangat dahsyat yang diikuti oleh banjir besar (tsunami)  yang hempasan gelombangnya menginundasi daratan sampai jauh ke dalam dan memusnahkan Negeri Atlantis hanya dalam sehari-semalam.  Dikatakan bahwa Negeri Atlantis (seperti) hilang tenggelam di bawah laut, dan setelah itu laut di sekitar Pulau Atlantis yang ‘tenggelam’ jadi sukar untuk dilayari karena banyak  tumpukan lumpur.
Perlu dikaji bahwa ekspresi ‘Pulau Atlantis tenggelam dalam sehari-semalam’ tidak harus diinterpretasikan secara literal.  Ingat bahwa setelah bencana tsunami di Aceh tahun 2004.  Orang sering mengekspresikan bahwa ‘Kota Banda Aceh tenggelam’ oleh tsunami.  Memang benar Banda Aceh tenggelam seketika di-inundasi gelombang tsunami, tapi air laut surut lagi.  Namun, tanah Banda Aceh  turun sampai setengah meter akibat tektonik (“tectonic subsidence”) sehingga bagian pantainya tetap di bawah air.  Banda Aceh juga dipenuhi oleh lumpur beserta berbagai sampah yang dibawa oleh air.  Jadi deskripsi kondisi Banda Aceh setelah tsunami ada kemiripan dengan  deskripsi kondisi Atlantis setelah ‘gempa dan banjir’ tersebut, yaitu dikatakan tenggelam dan penuh lumpur, yang dalam hal ini yang dimaksud adalah bagian dataran rendahnya saja di mana Kota Metropolis Atlantis berada.
Pulau Atlantis memang sudah benar-benar tenggelam di bawah laut, tapi tenggelamnya daratan Atlantis di bawah laut tidak terjadi dalam sehari-semalam karena bencana banjir besar yang terjadi pada 11.600 tahun lalu tersebut,  melainkan melalui proses alam yang perlahan dan sangat lama.  Hal ini diilustrasikan dalam Dialog Plato dengan mengilustrasikan terjadinya proses erosi dan  sedimentasi secara perlahan-lahan selama ribuan tahun sehingga terjadi akumulasi tebal (yang menutupi apapun yang di bawahnya) dan berbarengan dengan itu air laut terus naik (atau bisa juga diekspresikan dengan ‘tanahnya yang terus turun’), sehingga akhirnya pulau besar Atlantis seperti  hilang dari pandangan, tapi masih menyisakan tulang-tulang daratan (wilayah pegunungan) yang masih terlihat di atas muka laut berupa pulau-pulau yang lebih kecil.  So, ciri ciri dan penjelasan diatas bukannlah sudah mempermudah kita dalam menemukan Atlantis yang hilang?
Mari kita membuka peta dunia dan mencari wilayah mana yang memenuhi kriteria Tanah Atlantis di wilayah Tropis, tidak banyak pilihannya.  Ya, benar,  tidak ada pilihan lain kecuali “Sundaland”,  tapi sudah tenggelam sehingga hanya kelihatan ‘tulangnya’ saja, yaitu Sumatera, Jawa, dan Kalimantan.   Daratan besar lain yang berada di zona Tropis adalah di bagian tengah dari Benua Afrika (Kongo, Tanzania, Kenya, Uganda, dll) dan Bagian Selatan Benua Amerika (Brasil, Peru, Equador, Kolombia, Venezuella).  Tapi dua lokasi daratan ini tidak tenggelam dan tidak pernah tenggelam sejak 20.000 tahun lalu, juga ciri-ciri geografisnya tidak memenuhi deskripsi Plato.  Sundaland 100% cocok dengan semua deskripsi tentang Pulau/Daratan Atlantis yang diuraikan dalam Timaeus dan Critias.  Sundaland pada masa 11.600 tahun lalu adalah daratan yang notabene merupakan semenanjung besar yang menjorok dari Benua Asia.
Semua ciri-ciri alam, termasuk jenis flora-faunanya dan sumber daya mineral-logam (emas, perak, tembaga) yang disebutkan dalam Critias dipunyai oleh Sundaland.   Ditambah lagi uraian tentang adanya dataran aluvial besar di tengah-tengah tanah Atlantis yang hulu-hulu sungainya dari pegunungan di sekitarnya sangat pas dengan keberadaan Sungai Sunda purba di perairan Laut Jawa dan Selat Malaka yang anak-anak sungainya bermuara di punggungan Sumatra, Jawa, dan Kalimantan yang mengelilinginya.
Jadi kalau dikatakan sungai purba di Sundaland bukan bukti adanya peradaban Atlantis memang bukan bukti langsung atau yang berdiri sendiri melainkan salah satu faktor utama untuk memenuhi kriteria Atlantisnya Plato.  Lebih lanjut lagi, dimensi tanah landai dimana terdapat Kota Metropolis Atlantis, yaitu 555 x 370 km, pas juga dengan dimensi Laut Jawa, bekas dataran aluvial landai yang sudah tenggelam.  “ATLANTIS  the Lost Continent Finaly found”- santos
Benua Atlantis hilang di karenakan tenggelam oleh lautan dan bencana gempa bumi, hingga mengakibatkan daratan Atlantis tenggelam hingga mencapai dasar laut. Terlihat jelas bahwa ada bangunan-bangunan tua yang sudah ada sejak berabad-abad di dasar laut di Selat Sunda.
Sumber: www.atlantis-indonesia.org


Comments

Popular Posts