Makalah tentang Perubahan dan Dinamika Sosial
https://pastekan.com/Rom9OKM5
BAB I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Rumusan Masalah
BAB
II
PEMBAHASAN
Definisi Perubahan Sosial
Teori-Teori Perubahan Sosial
Beberapa Bentuk Perubahan
Sosial
Perubahan
yang Direncanakan dan Perubahan yang Tidak Direncanakan
Perubahan
Lambat dan Perubahan Cepat
Perubahan Kecil dan Perubahan
Besar
Faktor-Faktor yang
Menyebabkan Perubahan Sosial
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Proses Perubahan Sosial
Dinamika Perubahan Sosial
Penyesuaian Masyarakat
Terhadap Perubahan
Saluran-Saluran Perubahan
Sosial
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Setiap masyarakat manusia pasti
mengalami perubahan-perubahan selama hidupnya. Ada perubahan yang pengaruhnya
terbatas maupun yang luas, ada perubahan yang lambat ada pula perubahan yang
cepat. Dengan diakuinya dinamika sebagai inti jiwa masyarakat, banyak sosiolog
modern yang mencurahkan perhatiannya pada masalah-masalah sosial dan kebudayaan
dalam masyarakat.
Perubahan dalam masyarakat memang
telah ada sejak dahulu. Namun, dewasa ini perubahan-perubahan tersebut berjalan
dengan sangat cepatnya sehingga membingungkan manusia yang menghadapinya, yang
sering berjalan secara konstan. Ia memang terkait dengan waktu dan tempat. Akan
tetapi, karena sifatnya yang berantai, perubahan terlihat berlangsung terus,
walau diselingi keadaan di mana masyarakat mengadakan reorganisasi unsur-unsur
struktur masyarakat yang terkena perubahan.
Perubahan-perubahan pada
kehidupan masyarakat tersebut merupakan fenomena social yang wajar, oleh karena
itu setiap manusia memiliki kepentingan yang tak terbatas. Perrubahan-perubahan
social akan tampak setelah tatanan social dan kehidupan masyarakat lama dapat
dibandingkan dengan tatanan dan kehidupan yang baru.
Perubahan sosial saat ini sangat
kompleks, meliputi berbagi unsur yang ada pada masyarkat, begitu juga dengan
masalah kebudayaan yang selalu berkembang dikarenakan masyarakat yang sangat
dinamis.
Atas dasar problema diatas
maka, pemakalah akan membahas masalah tersebut dalam makalah yang berjudul Dinamika
dan Perubahan Sosial.
Rumusan Masalah
Didalam
penulisan makalah ini, pemakalah akan membahas beberapa hal yang akan
dipersentasikan agar didalam berjalannya persentasi tidak terjadi
kesalahpahaman atau keluar dari apa yang dibahas atau yang dipersentasikan,
antara lain:
1.
Apa definesi dan teori-teori tentang perubahan social ?
2.
Apa saja bentuk-bentuk perubahan social ?
3.
Apa faktor-faktor yang menyebabkan perubahan social ?
4.
Apa faktor-faktor yang mempengaruhi proses perubahan social ?
5.
Bagaimana dinamika perubahan social ?
Tujuan Pembahasan
Penulis membuat karya ilmiah ini dengan tujuan untuk:
1.
Mengetahui definisi dan teori-teori tentang perubahan social,
2.
Mengetahui bentuk-bentuk perubahan social,
3.
Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan perubahan social,
4.
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses perubahan
social,
5.
Mengetahui dinamika perubahan social.
BAB
II
PEMBAHASAN
Definisi Perubahan Sosial
Development adalah sebuah akta yang intinya juga
merupakan perubahan social. Dalam mempelajari perubahan social, kita menemukan
faktor-faktor yang menimbulkan perubahan social: agen-agen perubahan social.
Perubahan sosial terjadi terus-menerus
tanpa adanya rencana disebut unplanned
social chage. Ada pula perubahan social yang direncanakan, desain, tetapkan
tujuan, dan strateginya. Perubahan social merupakan perubahan dalam segi
struktur social dan hubungan social.
Para
sosilog maupun antropolog telah banyak membahas definisi perubahan sosial
diantaranya :
William F. Ogburn berusaha memberikan pengertian
tertentu, dia mengemukakan ruang lingkup perubahan-perubahan sosial meliputi
unsur-unsur kebudayaan baik yang material maupun yang immaterial, yang
ditekankan adalah pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap
unsur-unsur immaterial.
Kingslay Davis mengartikan peerubahan sosial sebagai perubahan-perubahan
yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Misalnya, timbulnya
pengorganisasian buruh dalam masyarakat kapitalis telah menyebabkan
perubahan-perubahan dalam hubungan antara buruh dengan majikan dan
seterusnya menyebabkan perubahan-perubahan dalam organisasi ekonomi dan
politik.
Gillin dan Gillin
mengatakan perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara
hidup yang telah diterima, yang disebabkan baik karena perubahan-perubahan
kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideology maupun
karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
Selo Soemardjan dan Soelaiman
Soemardi, berpendapat bahwa perubahan-perubahan social adalah segala
perubahan-perubahn pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu
masyarakat, yang mempengaruhi system socialnya, termasuk di dalam nya
nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola perilakuan di antara kelompok-kelompok
dalam masyarakat.
Teori-Teori Perubahan Sosial
Banyak dari ahli filsafat dan
sosiolog berpendapat bahwa kecenderungan terjadinya perubahan-perubahan sosial
merupakan gejala wajar yang timbul dari pergaulan hidup manusia. Ada yang
berpendapat bahwa perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan dalam
unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan masyarakat, misalnya perbahan
dalam unsur-unsur geografis, biologis, ekonomis, dan kebudayaan.
Ada pula yang berpendapat bahwa
perubahan-perubahan sosial bersifat periodic dan non periodik. Pendapat-pendapattersebut
pada umumnya menyatakan bahwa perubahan merupakan lingaran kejadian-kejadian.
Pitirim A. Sorokin berpendapat bahwa
segenap usaha untuk mengemukakan adanya suatu kecenderungan yang tertentu dan
tetap dalam perubahan-perubahan sosial tidak aka berhasil baik. Dia meragukan
kebenaran akan adanya lingkaran perubahan-perubahan sosial tersebut. Akan tetapi,
perubahan-perubahan tetap ada dan yang paling penting adalah lingkaran
terjadinya gejala-gejala sosial harus dipelajari karena dengan jalan tersebut
barulah akan dapat diperoleh suatu generalisasi.
William F. Ogburn menekankan pada
kondisi teknologi dari kondisi-kondisi sosial primer yang menyebabkan
terjadinya perubahan disamping aspek ekonomi, geografis, dan biologis. Ada
beberapa ahli pula yang menyatakan bahwa semua kondisi tersebut sama pentingnya
, satua atau semua akan menghasilkan perubahan-perubahan sosial.
Adapun teori
teori lain yang membahas perubahan social antara lain:
Teori Evolusioner
Semua teori
evolusioner menilai bahwa perubahan social memiliki arah tetap yang dilalui
oleh semua masyarakat. Semua masyarakat itu melalui urutan pentahapan yang sama
dan bermula dari tahap perkembangan awal menuju tahap perkembangan terakhir,
maka pada saat itu perubahan evolusioner pun berakhir.
Auguste
Comte, melihat adanya 3 tahap perkembangan
yang dilakukan oleh masyarakat:
1. Tahap
teologis
ialah yang diarahkan oleh nilai-nilai yang dialami.
2. Tahap
metafisik
ialah tahap peralihan dimana kepercayaan terhdap unsure adikodrati digeser oleh
prinsip-prinsip abstrak yang berperan sebagai dasar perkembangan budaya
3. Tahap
positif
atau ilmiah
ialah di masyarakat diarahkan oleh kenyataan yang di dukung oleh
prinsip-prinsip ilmu pengetahuan.
Teori evolusi masih mengandung banyak
deskripsi yang cermat. Kebanyakan masyarakat telah beralih dari masyarakat
sederhana menjadi masyarakat kompleks sampai pada batas-batas tertentu. Dengan
adanya modernisasi beberapa perubahan social telah dianggap perlu.
Teori
siklus
Para penganut teori siklus juga melihat
adanya sejumlah tahap yang harus dilalui oleh masyarakat, tetapi mereka
berpanadangan bahwa proses peralihan masyarakat bukanlah akhir pada tahap
‘terakhir’ yang sempurna, melainkan berputar kembali ke tahap awal untuk
paralihan selanjutnya.
Oswald
Spengler, berpandangan bahwa setiap peradaban
besar mengalami proses pentahapan kelahiran, pertumbuhan, dan keruntuhan.
Proses perputaran itu memakan waktu sekitar seribu tahun.
Teori
fungsional dan teori konflik
Baik teori fungsional maupun teori
konflik tidak termasuk dalam salah
satu teori besar yang disinggung terdahulu. Para penganut teori fungsional
menerima perubahan sebagai sesuatu yang konstan dan tidak memerlukan
‘penjelasan’.
Beberapa Bentuk Perubahan
Sosial
Bentuk-bentuk perubahan sosial telah
dibahas oleh banyak sosiolog. Perubahan-perubahn tersebut diantaranya :
Perubahan
yang Direncanakan dan Perubahan yang Tidak Direncanakan
Adakalanya perubahan sosial memang
telah direncanakan, baik waktunya, pola biayanya, manusia-manusianya dan
sebagainya. Tapi disamping itu ada perubahan sosial yang tidak direncanakan
seperti karena terjadinya penjajahan, banana alam dan lain-lain.
Perubahan sosial yang direncanakan,
merupakan perubahan yang diperkirakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang
hendak mengadakan perubahan di dalam masyarakat. Pihak-pihak yang menghendaki
perbahan itu dinamakan “agen of change atau agen perubahan. Yaitu seseorang atau
sekelompok orang yang mempunyai ide-ide baru atau yang dipercayakan untuk
pengembangan kegiatan-kegiatan yang akan dapat membawa perubahan di dalam
masyarakatnya. Perubahan sosial yang demikian itu, lazimnya sudah menyiapkan
suatu cara untuk mempengaruhi masyarakat dengan konsepsi dan sistem yang
teratur dan terarah, yang disebut dengan “social engineering”atau juga disebut“social planning”.
Tugas dari agen of change adalah
menciptakan institusi-institusi kemasyarakatan, yang dapat dijadikan saluran
efektif dalam mengintrodusir ide-ide baru dan kegiatan pembaharuan sosial.
Disamping menciptakan institusi modern tersebut juga diusahakan mewujudkan
manusia-manusia modern yang mempunyai orientasi ke depan dan sanggup menjangkau
horizon pemikiran yang lebih jauh dan terbuka.
Perubahan
Lambat dan Perubahan Cepat
Perubahan-perubahan yang berlangsung
lama, yang berupa rentetan-rentetan perubahan kecil yang saing mengikuti dengan
lambat dinamakan evolusi. Evolusi sosial terjadi dengan sendirinya tanpa adanya
rencana atau kehendak tertentu. Perubahan tersebut terjadi karena
usaha-usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluan-keperluan,
keadaan-keadaan dan kondisi-kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan
masyarakat.
Ada beberapa teori tentang evolusi,
yang pada umumnya dapat digolongkan ke dalam beberapa ketegori sebagai berikut
:
1.
Unilinear theories of evolution
Teori ini pada pokoknya berpendapat
bahwa manusia dan masyarakat (termasuk kebudayaan) mengalami perubahan sesuai
dengan tahap-tahap tertentu, mulai dari bentuk sederhana lalu bentuk yang
kompleks sampai bentuk yang sempurna. Pelopor teori ini antara lain August
Comte, Herbert Spencer dan sebagainya. Variasi dari teori ini adalah Cyclical
theories, Teori yang dipeopori oleh Vilfredo Pareto berpendapat bahwa
masyarakat dan kebudayaan mempuyai tahap-tahap perkembangan yang berupa siklus,
di mana suatu tahap tertentu dapat dilalui berulang-ulang. Termasuk pendukung
teori ini adalah Pitirim A. Sorokin yang pernah pula mengemukakan teori
dinamika sosial dan kebudayaan. Sorokin menyatakan bahwa masyarakaat berkambang
melalui tahap-tahap yang masing-masing didasarkan pada sistem kebenaran. Dalam
tahap pertama dasarnya kepercayaan, tahap kedua indra manusia dan tahap
terakhir dasarnya adalah kebenaran.
2.
Universal theory of evolution
Teori ini menyatakan bahwa
perkembangan masyarakat tidaklah perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap.
Teori ini mengemukakan bahwa kebuadayaan manusia telah mengikuti suatu garis
evolusi tertentu. Prinsip-prinsip teori ini diuraikan oleh Herbert Spencer yang
antara lain mengatakan bahwa masyarakat merupakan hasil perkembangan dari
kelompok homogeny ke kelompok heterogen, baik sifat maupun susunannya.
3.
Multilined theories of evolution
Teori ini menekankan pada
penelitian-penelitian terhadap tahap-tahap perkembangan tertentu dalam evolusi
masyarakat. Misalnya, mengadakan penelitian perihal pengaruh perubahan sistem
pencaharian dari sistem pertanian ke industri, terhadap sistem kekeluargaan
dalam masyarakat yang bersangkutan.
Dewasa ini sangat sulit meentukan
apakah suatu masyarakat berkembang melalui tahap-tahap tertentu karena
tahap-tahap tersebut juga sulit untuk dijelaskan. Tahap-tahap Perubahan sosial
itu sendiri pada masa mendatang akan menuju kebentuk kehidupan sosial yang
lebih sempurna dari sekarang atau sebaliknya oleh karena itu banyak sosilog
telah banyak meninggalkan teori-teori evolusi (tentng, masyarakat).
Sementara itu, perubahan-perubahan
sosial dan kebudayaan yang berlangsung dengan cepat dan menyangkut dasar-dasar
atau sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat (yaitu lembaga-lembaga kemasyarakatan)
lazimnya dinamakan revolusi.
Di dalam revolusi,
perubahan-perubahan yang terjadi dapat direncanakan terlebih dahulu atau tanpa
rencana. Ukuran kecepatan pada revolusi ini sebenarnya relatif. Misalnya
revolusi industri di Inggris, dimana perubahan-perubahan terjadi dari tahap
produksi tanpa mesin menuju ke tahap produksi menggunakan mesin. Perubahan
tersebut dianggap cepat karena mengubah sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat,
seperti sistem kekeluargaan, hubungan antara buruh dengan majikan dan
sebagainya. Suatu revolusi dapat berlangsung dengn didahilui dengan
pemberontakan. Pemberontakan para petani di Banten misalnya, didahului dengan
suatu kekerasan, sebelum menjadi revolusi yang mengubah sendi-sendi kehidupan
masyarakat.
Perubahan Kecil dan Perubahan
Besar
Agak sulit untuk merurumuskan
masing-masing pengertian tersebut di atas karena batas-batas pembedanya sangat
relative. Sebagai pegangan dapatlah dikatakan bahwa perubahan-perubahan yang
terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung
atau berarti pada masyarakat. Pengaruh mode pakaian misalnya tidak akan membawa
pengaruh apa-apa bagi masyarakat secara keseluruhab karena tidak mengakibatkan
perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan. Sebaliknya, suatu
proses indusrialisasi yang berlangsun pada masyarakat agraris, misalnya
merupakan perubahan yang akan membawa pengaruh besar pada masyarakat. Berbagai
lembaga kemasyarakat akan ikut terpengaruh, misalnya hubungan kerja, hubungan
kekeluargaan, sistem kekeluargaan, stratifikasi msyarakat dan sebagainya.
Faktor-Faktor yang
Menyebabkan Perubahan Sosial
Faktor-faktor penyebab perubahan sosial
berasal dari dalam masyarakat itu sendiri dan juga berasal dari luar. Yang
berasal dari dalam masyarakat itu sendiri antara lain :
1. Bertambahnya dan Berkurangnya
Peduduk
Sentralisasi pemerintahan dan juga
pusat lapangan kerja membuat banyak penduduk pedesaan melakukan urbanisasi ke
kota-kota besar. Sehingga terjadi bertambahan penduduk di daerah perkotaan dan
juga berkurangnya penduduk di daerah pedesaan. Kepadaatan pendudukan di kota
besar telah melahirkan berbagai perubahan dengan pengaruh yang besar. Areal
tanah yang dapat diusahakan menjadi lebih sempit; penganggguran semakin tampak.
Banyak penduduk bertempat tinggal di tempat yang tidak layak dan tidak pada
tempatnya seperti di kolong jembatan, di jalanan, di piarnggir sungai dan
sebagainya.
Hal semacam itu membuat sistem
sosial tidak terkendali. Dan perubahan sosial berkembang kearah yang lebih
buruk.
2. Penemuan-Penemuan Baru dan
Perkembangan Teknologi
Penemuan-penemuan baru sebagai sebab
terjadinya perubahan-perubahan dapat dibedakan dalam pengertian-pengertian
discovery dan invention. Discvery
adalah penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik berupa alat ataupun yang
berupa gagasan yang diciptakan oleh seorang individu atau serangkaian ciptaan
para individu,
Discovery baru menjadi invention
kalu masyarakat sudah mengakui, menerima serta menerapkan penemuan baru
itu. Sering kali proses dari discovery
sampai ke invention mebutuhkan suatu rangkaian pencipta-pencipta. Penemuan
mobil misalnya dimulai dari usaha seorang Austria, yaitu S.Marcus (1875) yang
membuat motor gas yang pertama. Sebetulnya sistem motor gas tersebut juga
merupakan suatu hasil dari rangkaian ide yang telah dikembangkan sebelum
Marcus. Meskipun demikian, Marcus lah yang membulatkan penemuan tersebut, dan
yang untuk pertama kali yang menghubungkan motor gas dengan sebuah kereta
sehingga dapat berjalan tanpa ditarik seekor kuda itulah saatnya mobil menjadi discovery. Jadi 30 tahun kemudian
sesudah suatu rangkain sumbangan dari sekian banyak pencipta lain yang menambah
perbaikan mobil tersebut, barulah sebuah mobil dapat mencapai suatu bentuk
sehingga dapat dipakai sebagai alat pengangkut oleh manusia dengan cukup
praktis dan aman. Bentuk mobil semacam itu yang mendapat paten di amerika
serikat (1911) dapat disebut sebagai permulaan dari kendaran mobil yang pada
masa sekarang menjadi salah satu alat yang amat penting dalam kehidupan
masyarakat. Dengan tercapainya bentuk tersebut, kendaraan mobil menjadi suatu
invention.
Pada saat penemuan menjadi invention, proses inovasi belum selesai.
Meskipun kira-kira sesudah 1911 produksi mobil dimulai, mobil masih belum
dikenal oleh seluruh masyarakat. Penyebaran alat pengangkutan tersebut harus
dipropagandakan kepada khalayak ramai selain itu biaya produksi mobil demikaian
tingginya sehingga hanya suatu golongan sangat kecil saja yang dapat
membelinya. Masih diperlukan rangkain penelitian lain dan penemuan-penemuan
lain yang akan dapat menekan biaya produksi. Satu persoalan lain yang juga
harus dihadapi adalah apakah masyarakat sudah siap menerimanya karena misalnya
diperlukan pembuatan jalan-jalan raya yanga baru. Seluruh proses tersebut
merupakan rangkaian proses inovasi dari sebuah mobil.
3. Pertentangan (Conflict) Masyarakat
Pertentangan masyarakat mungkin pula
menjadi sebab terjadinya perubahan sosial dan kebudayaan. Pertentangan yang
kerap tejadi antara generasi tua dan generasi muda. Pertentangan-pertentangan
demikian akibat ketidak sefahaman antara keduanya tentang cara pandang
kehidupan sosial dan kebudayaan. Generasi muda menganggap geerasi tua itu kuno
dan ketinggalan zaman, mereka lebih mudah menerima unsur-unsur kebudayaan asing
(khususnya kebudayaan barat) karena merasa kebudayaan asing lebih modern dan
masa kini.
4. Terjadinya pemberontakan
Revolusi yang meletus pada Oktober
1917 di rusia telah menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar Negara Rusia
yang mula-mula mempunyai bentuk kerajaan absolute berubah menjadi dictator
proletariat yang dilandaskan pada doktrin Marxis. Segenap lembaga
kemasyarakatan, mulai dari bentuk Negara sampai keluarga batih, mengalami
perubahan-perubahan yang mendasar.
Suatu perubahan sosial dapat pula
bersumber pada sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat, yaitu :
1. Lingkungan alam yang ada di sekitar
manusia
Terjadinya gempa bumi, topan, banjir
besar dan sebagainya mungkin menyebabkan masyarakat yang mendiami daerah-daerah
tersebut terpaksa harus meninggalkan tempat tinggalnya. Apabila masyarakat
tersebut mendiami tempat yang baru mereka harus menyesuaikan diri dengan
lingkungan tersebut. Kemungkinan penyesuaian itu menimbulkan
perubahan-perubahan pada lembaga kemasyarakatan.
Lingkungan alam juga berpengaruh
bagi kaum urban. Mereka yang sebelumnya bertani atau bergantung pada alam,
setelah ke kota mereka akan menyesuaikan diri dan berubah sesuai dengan
masyarakat kota.
2. Peperangan
Peperangan dapat pula menyebabkan
terjadinya perubahan karena biasanya pihak yang menang akan memaksaka
kebudayaannya pada yang kalah. Contohnya Negara-negara yang kalah dalam perang
dunia ke dua banyak sekali mengalami perubahan dalam lembaga kemasyarakatannya.
Negara-negara yang kalah dalam perang dunia kedua seperti jerman da jepang
mengalami perubahan-perubahan yang besar dalam masyarakat.
3. Pengaruh kebudayaan lain
Hubungan yang dilakukan fisik antara
dua masyarakat dengan kebudayaan yang berbeda mempunyai kecenderungan pengaruh
timbal balik. Kedua kebudayaan akan saling mempengaruhi. Kadang kala ada
kebudayaan yang menolak kebudayaan lain. Seperti kebudayaan orang cina yang
masuk ke Indonesia karena banyak orang cina yang tinggal di Indonesia telah
menyebabkan banyak perubahan terhadap kebudayaan di Indonesia.
Pengaruh kebudayaan tidak harus ada
kontak fisik antara kebudayaan. Dengan adanya internet, televisi dll, telah
menyebarkan kebudayaan keseluruh dunia. Karena penguasa teknologi ini adalah
budaya barat dan jepang sehingga pengaruh yang disebarkan sebagian besar adalah
budaya tersebut. Sehingga pengaruh itu hanya dari satu pihak saja.
Apabila salah satu dari dua
kebudayaan yang bertemu mempunyai taraf teknologi yang lebih tinggi, maka
yangterjadi adalah proses imitasi, yaitu peniruan terhadap unsur-unsur
kebudayaan lain. Mula-mula unsur-unsur tersebut ditambahkan pada kebudayaan
asli. Akan tetapi, lambat laun unsur-unsur kebudayaan aslinya diubah dan
diganti oleh unsur-unsur kebudayaan asing tersebut.
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Proses Perubahan Sosial
1.
Faktor-Faktor yang Mendorong Proses
Perubahan Sosial
Di dalam masyarakat yang terjadi
perubahan terdapat faktor-faktor yang mendorong proses perubahan yang terjadi. Faktor-faktor
tersebut antara lain:
1.1. Kontak dengan kebudayaan lain.
Kontak langsung maupun tidak langsung telah mendorong terjadinya perubahan
sosial dan kebudayaan. Seperti contoh pengaruh adanya masyarakat asing didaerah
tertentu dan juga adanya internet yang menyebarkan pengaruh kebudayaan asing.
1.2. Sistem pendidian formal yang maju.
Pendidikan merupakan faktor yang sangat menentukan untuk adanya perubahan yang
menuju kearah yang lebih baik. SDM suatu tempat akan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, karena mereka lebih dapat memanaatkan Alam dengan efektif dan
efisien.
1.3. Sikap menghargai hasil karya
seseorang dan keinginan-keinginan yang maju. Setiap karya dapat berpotensi
untuk memajukan peradaban manusia. Seperti karya atau penemuan telepon. Pada
awalnya telepon tidak dianggap oleh masyarakat sebagai karya yang hebat mereka
lebih meremehkannya. Tapi suatu ketika masyarakat mengetahui fungsi
sesungguhnya maka karya tersebut menjadi sangat dihargai masyarakat. Suatu
perbuatan pasti diawali oleh keinginan. Keinginan untuk maju membuat kita
berkembang kearah yang lebih baik.
1.4. Sistem terbuka lapisan masyarakat.
Sistem terbuka memungkinkan adanya gerak sosial vertical yang luas atau berarti
memberi kesempatan kepada para individu untuk maju atas dasar kemampuan sendiri.
Dalam keadaan demikian, seseorang mungkin akan mengadakan identifikasi dengan
warga-warga yang mempunyai satus lebih tinggi. Identifikasi merupakan tingkah
laku yang sedemikian rupa sehngga seseorang merasa berkedudukan sama dengan
orang atau golongan lain yang dianggap lebih tinggi dengan harapan agar
diperlakukan sama dengan golongan tersebut. Identifikasi terjadi dalam hubungan
super ordinasi-subordinasi. Pada golongan yang berkedudukan lebih rendah
acap kali terdapat perasaan tidak puas terhadap kedudukan sosial sendiri.
Keadaan tersebut dalam sosiologi disebut status-anxiety. Status anxiety
menyebabkan seseorang berusaha untuk menaikkan kedudukan sosialnya.
1.5. Penduduk yang heterogen. Pada
masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial yang mempunyai latar
belakang kebudayaan ras ideologi yang berbeda mudah terjadinya
pertentangan-pertentangan yang mengundang kegoncangan-kegoncangan. Keadaan
demikian menjadi pendorong bagi terjadinya perubahan-perubahan dalam
masyarakat.
1.6. Ketidakpuasan masyarakat terhadap
bidang-bidang kehidupan tertentu.
1.7. Orientasi ke masa depan.
1.8. Nilai bahwa manusia harus
senantiasa berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya.
1.9. Dan sebagainya.
2.
Faktor-Faktor yang menghalangi
terjadinya perubahan Sosial
2.1. Kurangnya hubungan dengan
masyarakat lain. Kehidupan terasing atau jauh dari kehidupan masyarakat lain
menyebabkan sebuah masyarakat tidak mengetahui perkembangan-perkembangan apa
yang terjadi pada masyarakat lain yang mungkin akan dapat memperkaya
kebudayaannya sendiri. Hal itu juga menyebabkan para warga masyarakat
terkungkung pols-pols pemikiranya oleh tradisi.
2.2. Perkembangan ilmu pengetahuan yang
terlambat. Hal ini mungkin disebabkan hidup masyarakat tersebut terasing dan
tertutup atau karena dijajah oleh masyarakat lain.
2.3. Sikap masyarakat yang sangat
tradisional suatu sikap yang mengagung-agungkan tradisi dan masa lampau serta
angapan bahwa tradisi secara mutlak tak dapat diubah menghambat jalannya proses
perubahan.
2.4. Adanya kepentingan-kepentingan yang
telah tertanam dengan kuat atau vested interests dalam setiap organisasi sosial
yang mengenal sistem lapisan, pasti akana da sekelompok orang yang menikmati
kedudukan perubahan-perubahan. Misalnya dalam masyarakat feodal dan juga pada
masyarakat yang sedang mengalami transisi. Dalam hal yang terakhir, ada
golongan-golongan dalam masyarakat yang dianggap sebagi pelopor-pelopor
transisi. Karena selalu mengidentifikasikan diri dengan usaha-usaha dan
jasa-jasanya, sukar sekali bagi mereka untuk melepaskan kedudukannya didalam suatu
proses perubahan.
2.5. Rasa takut akan terjadinya
kegoyahan pada integrasi kebudayaan memang harus diakui kalau tidak mungkin
integrasi semua unsur-unsur kebudayaan yang bersifat sempurna beberapa
perkelompokan unsure-unsur tertentu mempunyai drajat integrasi tinggi.
Maksudnya unsure-unsur luar dikhawatirkan akan menggoyahkan integrasi dan
menyebabkan perubahan-perubahan pada aspek tertentu pada masyarakat.
2.6. Prasangka terhadap hal-hal baru
atau asing / sikap yang tertutup.
2.7. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis.
2.8. Adat atau kebiasaan.
Dinamika Perubahan Sosial
Penyesuaian Masyarakat
Terhadap Perubahan
Keserasian atau harmoni dalam
masyarakat (social equilibrium) merupakan keadaan yang diidam-idamkan setiap
masyarakat. Keserasian masyarakat dimaksudkan sebagai suatu keadaan dimana
lembaga-lembaga kemasyarakatan yang pokok benar-benar berfungsi dan saling
mengisi. Dalam keadaan demikian, individu secara psikologis merasakan akan
adanya ketentraman karena tidak adanya pertentangan dalam norma-norma dan nilai-nilai.
Setiap kali terjadi gangguan
terhadap keserasian, masyarakat dapat menolaknya atau mengubah susunan
lembaga-lembaga kemasyarakatannya dengan maksud menerima atau beradaptasi
dengan unsur yang baru. Akan tetapi, kadangkala unsur baru dipaksakan maksudnya
oleh suatu kekuatan seperti pemerintah atau juga orang yang mempunyai uang dan
membangun suatu unsur baru (mall, perumahan) dan sebagainya. Adakalanya
unsur-unsur baru dan lama yang bertentangan secara bersamaan mempengaruhi
norma-norma dan nilai-nilai yang kemudian berpengaruh pula pada masyarakat. Itu
berarti adanya gangguan yang kontinyu terhadap keserasian masyarakat. Keadaan
tersebut menimbulkan ketegangan-ketegangan serta kekecewaan diantara para warga
yang tidak mempunyai saluran pemecahan. Apabila ketidak serasian dapat
diplihkan kembali setelah terjadinya perubahan, keadaan tersebut dinamakan
penyesuaian (anjustment). Bila sebaliknya yang terjadi, maka dinamakan
ketidakpenyesuaian sosial (maladjustment) yang mungkin mengakibatkan terjadinya
anomie.
Menurut teori evolusi sesuatu yang
tidak dapat menyesuaikan diri tehadap perubahan dan lingkungan maka, akan
tereliminasi. Setelah munculnya faktor penyebab perubahan sosial maka
Masyarakat akan selalu berusaha untuk menyesuaikan dengan lingkungannya. jika
lingkungan berubah maka ia akan berubah.
Saluran-Saluran Perubahan
Sosial
Saluran-saluran perubahan sosial
kebudayaan (avenue or channel of change)
merupaka saluran-saluran yang dilalui oleh suatu proses perubahan. Umumnya
saluran-saluran tersebut adalah lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam bidang
pemerintahan, ekonomi, pendidikan, agama, rekreasi, dan sebagainya. Lembaga
kemasyarakatan tersebut menjadi titik tolak, tergantung pada cultural
focus masyarakat paa suatu masa tertentu.
Lembaga kemasyarakatan yang ada pada
suatu waktu mendapatkan nilai tertinggi dari masyarakat cenderung menjadi
saluran utama perubahn sosial dan kebudayaan. Perubahan lembaga kemasyarakatan
tersebut akan membawa akibat pada lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya karena
lembaga-lembaga kemasyarakatan merupakan suatu sistem yang terintegrasi.
Lembaga-lembaga kemasyarakatan
tersebut merupakan suatu struktur apabila mencakup hubungan antar lembaga
kemasyarakatan yang mempunyai pola-pola tertentu dan keserasian tertentu.
Pada tanggal 17 agustus 1945,
terjadilah proklamasi kemerdekaan Indonesia, di mana pertama-tama terjadi
perubahan pada struktur pemerintahan, dari jajahan menjadi Negara yang merdeka
dan berdaulat. Hal ini menjalar ke lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya. Misalnya
dalam bidang pendidikan, tidak ada lagi diskriminasi antara golongan-golongan,
sebagaimana halnya pada zaman penjajahan. Setiap orang boleh memilih pendidikan
,acam apa yang disukai. Peubahan tersebut berpengaruh pada sikap pola perilaku
dan nilai-nilaimasyarakat Indonesia.
Dengan singkat dapatlah dikatakan
bahwa saluran tersebut berfungsi agar sesuatu perbahan dikenal, diterima,
diakui, serta dipergunakan oleh khalayak ramai, atau dengan singkat, mengalami
proses institutionalization (pelembagaan).
Pada dewasa ini proses-proses pada
perubahan-perubahan sosial dapat diketahui dari adanya ciri-ciri tertentu,
yaitu sebagai berikut:
1. Tidak ada masyarakat yang berhenti
perkembangannya karena setiap masyarakat mengalami perubahan yang terjadi
secara lambat atau secara cepat.
2. Perbahan yang terjadi pada lembaga
kemasyarakatan tertentu, akan diikuti dengan perubahan-perubahan pada
lembaga-lembaga sosial lainya. Karena lembaga-lembaga sosial tadi sifatnya
interdependen, maka suli sekali untuk mengisolasi perubahan pada
lembaga-lembaga sosial tertentu saja. Proses awal dan proses-proses selanjutnya
merupakan suatu mata rantai.
3. Peubahan-perubahan sosial yang
cepat biasanya mengakibatkan disorganisasi yang bersifat sementara karena
berada di dalam proses penyesuaian diri. Disorganisasi akan diikuti oleh suatu
reorganisasi yang menyangkut pemantapan kaidah-kaidah dan nilai-nilai lain yang
baru.
4. Perubahan-perubahan tidak dapat
dibatasi pada bidang kebendaan atau sepiritual saja karena kedua bidang
tersebut mempunyai kaitan timbal balik yang sangat kuat.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Perubahan sosial akan selalu
terjadi, ada perubahan yang cepat dan ada yang lambat. Faktor penyebab
perubahan ada yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri dan ada yang
berasal dari luar. Yang berasal dari masyarakat yaitu pertambahan penduduk,
hubungan dengan kebudayaan lain, penemuan baru, teknologi dan sebagainya.
Sedangkan yang dari luar adalah lingkungan sekitar, pengaruh kebudayaan lain
dan sebagainya.
Perubahan sosial ada yang
direncanakan dan ada yang tidak direncanakan. Perubahan yang direncanakan akan
dilaksanakan oleh agen of change untuk memperoleh keadaan yang diinginkan agen
of change. Agen of change misalnya pemerinta, perusahaan pembangunan dan
sebagainya.
Setiap terjadi suatu perubahan, maka
masyarakat akan berusaha untuk menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.
Tapi jika suatu masyarakat tertutup dari perubahan atau menolak maka akan
terjadi ketertinggalan budaya.
Saran
Setelah
mengetahui definesi
dan teori-teori tentang perubahan social, bentuk-bentuk perubahan social, faktor-faktor
yang menyebabkan perubahan social, faktor-faktor yang mempengaruhi proses
perubahan social dan dinamika perubahan social pemakalah mengharapkan bahwa
pembaca paham dan ini dijadikan ilmu sekaligus menambah wawasan khususnya di
bidang Sistem Sosial Budaya Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Pers,
Cet 43, 2010
Abdulsyani, Sosiologi
Skematika, Teori dan Terapan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002
Jacobus Ranjabar, Sistem
Sosial Budaya Indonesia, Ciawi-Bogor: Ghalia Indonesia, 2006
Rochajat Harun &
Elvinaro Ardianto, Komunikasi Pembangunan
dan Perubahan Sosial, hlm:28
Paul
B. Horton & Chedster L. Hunt, Sosiologi
(jilid II) edisi keenam, hlm: 206
Rakhmat,
1999: 46-47
Muhammad Tholhah Hasan, Islam dalam perspektif
sosiokultural, Jakarta: Lantabora Press, 2005, cet ke-3
Comments
Post a Comment